Peliharaan Ani




Ani, gadis kecil yang duduk di kelas tiga itu melangkah lunglai menyusuri lorong sekolah. Ia berpikir keras tentang tugas yang baru saja diberikan Bu Guru untuk tema sains pekan depan. Mereka akan membahas tentang hewan peliharaan atau hewan kesayangan murid-murid di rumah. Nanti, setiap anak, secara bergiliran akan diminta bercerita tentang tingkah laku hewan kesayangannya itu.

"Tugas ini pasti mudah buat Lea yang dirumahnya ada Oddy, Si Kucing Persia. Gampang juga untuk Iman dengan Wahid, ayam jagonya yang gagah, atau  Mela dengan Juna-Juni-Jono, ikan-ikan mas koki kesayangannya", pikir Ani.

" Kalo aku, apa yang mau aku ceritain?, " tanyanya pada diri sendiri.

Rasa-rasanya ia tak pernah mendapat kesempatan untuk menikmati rasanya bertanggung jawab dengan hewan peliharaan.

 Ayahnya berkata kalau semua hewan lebih baik dibiarkan bebas di alamnya masing-masing.

Ibunya berbicara kalau hewan-hewan itu hanya akan membuat kotor seisi rumah dan pekarangan.

Jawabannya selalu itu, tanpa menyediakan sepenggal koma atau kata bersyarat atas pengajuan Ani.



Hari Rabu pekan sains, 

Ani menyimak semua uraian teman-temannya dengan mata berbinar. Ada yang bercerita sambil menunjukkan foto-foto peliharaan mereka. Ada yang memutarkan video lucunya bahkan ada pula yang membawa hewan peliharaan mereka  ke sekolah untuk diperlihatkan langsung, seperti Lea dengan Oddy-nya yang menggemaskan.

Tiba giliran Ani,
Ia bercerita tanpa menunjukkan foto, memutar video atau membawa hewan peliharaanya ke kelas. Ani hanya menceritakan kalau hewan peliharaannya ini awalnya sangat ia tak sukai. Namun dengan berjalannya waktu, Ani mulai merasa menyayanginya.

Hewan yang berkaki banyak. Ikut Ani dimana pun ia berada. Tak sulit memberi makan.... dan segala penjelasan lainnya.

"Aku akan menunjukkan hewan peliharaanku sebagai penutup ceritaku! " ujar Ani.

Perkataan Ani ini seolah menjawab pertanyaan dari benak teman-teman dan ibu guru.


Ani lalu mengangkat tangannya, mengarahkan kukunya ke kepala.  Jari jemarinya terampil mengambil sesuatu dari  balik jilbab kecilnya.

"Ini!", kata Ani seraya menunjukkan hewan kecil di tangannya. Parasit  kecil yang sedang bergerak lincah.

"Banyak hal yang aku ceritakan kepadanya atau teman-temannya. Rumahku terlalu sepi, tak ada yang mau dengerin aku. Cuma dia temanku. Klo aku butuh dia, dia pasti juga butuh aku. Aku juga dengerin ceritanya dia ko. Dia yang butuh makan. Dia yang butuh rumah. Aku bersedia ngasih itu semua. Sambil ngimpi kadang aku ngobrolnya, sambil garukin kepalaku, sembari narikin rambutku....", ujarnya.

Anak-anak mulai ribut dengan komentarnya masing-masing sementara Ani masih terus berbicara.

Semua penjelasan Ani menyergap telinga Bu Guru.

Bu Guru merasa ia harus segera bertindak, segera secepatnya, semuanya....






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eid 1440 H

Menulis Tentang Kamu

Yang Kuingat Tentang...